Jakarta – Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto mengingatkan jajaran kepolisian terkait pentingnya mengungkap motif kematian tidak wajar member polisi, sebagai bahan evaluasi terkait pembinaan mental personel Polri.
Berdasarkan Bambang, sering kali kali pengusutan kasus kematian tidak wajar member kepolisian tidak tuntas dan stop hanya pada penyebab kematian, tidak sampai mengungkap motif di baliknya.
“Pengungkapan motif ini penting dikerjakan untuk evaluasi pembinaan mental member,” kata Bambang dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (27/4/2024) seperti dikabarkan Antara.
Kasus member kepolisian yang situs slot mahjong meninggal dengan tidak wajar, kembali terjadi. OAnggota polisi Polresta Manado, Sulawesi Utara, Brigadir RAT ditemukan tewas dengan luka tembak di dalam sebuah mobil di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, dan diduga mengerjakan bunuh diri.
Bambang mengatakan kejadian di atas merupakan yang ke sekian kalinya. Dan dapat terjadi pada tahapan Tamtama sampai perwira, dari ajudan Kapolda sampai perwira kepala satuan.
“Fenomena seperti ini tentu mengagetkan publik. Bagaimana tidak mengagetkan, seorang personel kepolisian yang diajari dengan mentalitas yang kuat terbukti juga dapat serapuh itu sehingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya,” katanya.
“Pertanyaan yang muncul merupakan ada apa dengan pembinaan mental member kepolisian kita?” ujar Bambang lagi.
Fenomena
Berdasarkan dia, keadaan sulit tekanan kerja maupun psikis member berat merupakan fenomena biasa yang tidak dapat dibuat koreksi perilaku member yang mengakhiri hidupnya.
Hal ini, kata Bambang, dapat diistilahkan ada keadaan sulit individu pada masing-masing member, apakah itu keadaan sulit keluarga, lahiriah malah tekanan pinjaman daring (pinjol) seperti juga terjadi pada member masyarakat lainnya.
“Menelisik motif kematian member itu penting untuk bahan evaluasi, dan itu mendesak dikerjakan supaya tidak muncul lagi kematian-kematian member yang percuma,” kata Bambang.